Jumat, 10 Januari 2014

STOP: INI KAWASAN ORANG BUNUH DIRI BROW



Bunuh diri di kalangan remaja, Kabupaten Gunungkidul menduduki rangking pertama. Para pemerhati tercengang dan prihatin. Langkah Pemerintah, cq Binmas Islam Kantor Departemen Agama setempat? Nyaris tidak terdengar. 
Angka bunuh  di Gunungkidul  tahun 2012  mencapai hampir 40 jiwa.  Aspi Kristiati Staf Kesehatan masyarakat  RSJ GRHASIA YOGYAKARTA, membuka catatan itu pada kesempatan sosialisasi penanggulangan bunuh diri di aula Kecamatan Ponjong, Gunungkidul 29/4/2013 silam. 
Empat mahasiswa: Triyani, Ari Setiarsih, Hardiyan Putri Oktaviani, dan Suyatno Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pun melakukan penelitian terkait dengan kecenderungan bunuh diri kalangan remaja di Gunungkidul. 
Mereka memilih topik “Menguak Fenomena Bunuh Diri Kalangan Remaja di Kabupaten Gunungkidul dari Perspektif Psikologi”. Penelitan diawali Maret berakhir Juni 2013. Dikawal dosen pembimbing, Pratiwi Wahyu Widiarti, M.Si. mereka memilih desa Ngoro-Oro, Kecamatan Patuk dan Desa Sidoharjo Kecamatan Tepus sebagai sasaran lokasi.
Penelitian bertujuan menjelaskan fenomena bunuh diri yang dilakukan oleh remaja di Kabupaten Gunungkidul serta faktor  melatarbelakanginya. Keempat mahasiswa itu tergerak melakukan penelitian karena pada tahun 2005 angka bunuh diri yang dilakukan oleh remaja di Kabupaten Gunungkidul menduduki peringkat nomor satu di Indonesia. 
Triyani dkk. melakukan wawancara dengan 50 remaja di desa Ngoro-oro. Hasilnya disimpulkan kecenderungan remaja bunuh diri karena: (1) depresi; (2). Orangtua kurang perhatian, (3). Orang tua terlalu mengekang; (4).  malu karena masalah yang dihadapi adalah aib; (5). tidak ada tempat untuk berkeluh kesah.
Penyluluhan dilaksanakan, penelitian dilakukan, tetapi kencenderungan bunuh diri terus saja menggelinding. Ada apa dengan Kabupaten Gunungkidul? Binmas Islam Departemen Agama setempat, seperti tidak memiliki greget melakukan pencegahan. Gaung pencegahan nyaris tak terdengar.
Dua percobaan bunuh diri terjadi di Kecamatan Semanu dan Tepus. Ngateman warga dusun Ngampo Desa Pacarejo Semanu, Gunungkidul mencoba mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Upaya itu berhasil digagalkan warga yang memergokinya Kamis (09/05/2013). Belakangan diketahui Ngateman habis bertengkar dengan istri. 
Supadi (45) warga Pule Ngelo, Sidoharjo, Tepus, Senin (28/10/2013) tergeletak bersimbah darah di depan kamar mandi rumahnya. Luka sayatan benda tajam di leher, perut dan kemaluan. Korban selamat, tetapi AKP Parjan, Kapolsek Tepus tak berhasil mengungkap motif.
Ponimin, Warga Semoyo, Patuk, Gunungkidul gantung diri karena memikirkan anak mantunya banyak hutang. mBah Rono warga Plosodoyong, Ngalang Gedangsari, Gunungkidul, gantung di pohon belimbing, karena merasa sakitnya tidak kunjung sembuh.
Galang Suko Ardi (25) warga Blimbing, RT 04 RW 01, Banyumudal, Moga Pemalang, Jawa Tengah, gantung diri di Panggang. Mayat ditemukan  Kamis sore (19/12/2013) pukul 17.30 WIB telah membusuk. TKP tobong gamping alas Gebang Padukuhan Panggang I, Giriharjo, Panggang. Galang adalah mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Perminyakan.  Motif bunuh diri depresi karena terancam DO.
Aneh. Kabupaten Gunungkidul sepertinya merupakan  ‘papan empuk’ atau seperti ‘surga’ bagi orang bunuh diri. Gunungkidul, ada apa denganmu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...