Minggu, 05 Januari 2014

WANITA KAKAK BERADIK, KETEMU SELALU BERANTEM

                                                                                                Imam, suami Listina mengadu ke Polisi


Wanita bersaudara Triyani-Listina tak pernah akur. Misterius, tanpa alasan jelas, Triyani setiap ketemu Listina, marah-marah, bahkan tak jarang juga memukul. Merasa tak nyaman, Imam, suami Listina nekad mengadukan kakak iparnya ke Polisi.

Sabtu 4/1/2014 pasutri (pasangan suami istri) muda, Imam-Listiyani datang ke orang tua. Dari rumah Kontrak, Piyungan, Bantul, berboncengan sepeda motor menuju Gedora, Nglegi, Patuk, Gunungkidul. “Saya bermaksud menengok anak saya. Sejak hari minggu 29/12/2013, dia saya titipkan ke orang tua, karena sakit,” kata Listina kepada wartawan.  

Sambil menggendong Atena putrinya (5,5 bulan) Listina bertutur, jam 17.00 Wib 4/1/2014, Sabtu, Triyani kakak sulung Listina datang dari Solo bersama suami. Tanpa komentar apa pun, juga tanpa alasan yang jelas, langsung plak.........  Triyani menampar muka Listina bagian kiri, hingga jatuh.
Imam, spontan membela istrinya. Sempat beradu mulut dengan kakak ipar, bahkan Imam memukul balik. Suparti-Supomo orang tua Triyani-Listina berusaha melerahi, tetapi  Imam-Listina memilih buru-buru pulang ke Piyungan dengan membawa Atena putrinya yang kondisi kesehatannya belum fit.

Berdasarkan keterangan sepihak (dari Listina), “Sejak masih lajang, kakak Triyani memang tidak suka sama saya. Kami empat bersaudara, semua perempuan. Kakak Triyani sulung, saya bungsu, alias paling bontot”.  

Pernah, Triyani melarang Listina untuk sekolah di SMA I Patuk. Asalannya, Listina dianggap hanya akan membebani orang tua. Listina nekad. Dia lulus SMA tanpa mengeluarkan biaya, karena Listina memperoleh beasiswa. Termasuk menyelesaikan D3, Listina gratis, juga karena beasiswa.

Mirip cerita tele novela, setahun lalu, Listina pergi ke Solo menemui Triyani kakaknya. Maksud kunjungan, Listina meminta maaf, sekira selaku adik, banyak melakukan kekeliruan. Sial, Listina bukan dimaafkan, melainkan diusir. “Saya sedih mas,” kata Listina mengingat peristiwa itu, “karena saya harus pulang ke Jogja jam 00.00. Sendirian lagi.” 

Mencoba merunut latar belakang sosial kedua cewek bersaudara yang tak pernah akur, wartawan mengontak Arifin, Kepala Desa Nglegi, Patuk, Gunungkidul. “Kedua orang tuanya juga gak pernah damai, gara gara kedua anaknya itu. Keluaega itu sepertinya absurd”

Dalam hal pretasi ekonomi, pasutri Imam-Listina belum bisa dipandang sebagai pasangan sukses. Namun setidaknya, dari sisi pekerjaan, Listina sebagai konsultan pendidikan dan Imam sebagai tenaga distributor alat tulis, diduga menjadi alasan Triyani semakin tidak menyukai adiknya. Maklum Triyani hanya tamat SMP.

Polisi masih menyelediki motif pertangkaran yang misterius itu. Rencana, pagi ini Minggu 5/1/2014 Wartono, Dukuh Gedora mengantar Triyani juga Supomo-Suparti ke Polsek Patuk, untuk dimintai keterangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bagaimana Menurut Anda

DHANDHANG-GULA NALISIR

Siji Gunungkidul  ing mangsa kawuri  Alas wingit 'king tebih sinawang Sato galak panunggune. Jalma nerak keplayu Asri wana caketing ati ...