Wanita bersaudara Triyani-Listina tak pernah akur. Misterius, tanpa alasan jelas, Triyani setiap ketemu Listina, marah-marah, bahkan tak jarang juga memukul. Merasa tak nyaman, Imam, suami Listina nekad mengadukan kakak iparnya ke Polisi.
Sabtu
4/1/2014 pasutri (pasangan suami istri) muda, Imam-Listiyani datang ke orang
tua. Dari rumah Kontrak, Piyungan, Bantul, berboncengan sepeda motor menuju
Gedora, Nglegi, Patuk, Gunungkidul. “Saya bermaksud menengok anak saya. Sejak
hari minggu 29/12/2013, dia saya titipkan ke orang tua, karena sakit,” kata
Listina kepada wartawan.
Sambil
menggendong Atena putrinya (5,5 bulan) Listina bertutur, jam 17.00 Wib 4/1/2014,
Sabtu, Triyani kakak sulung Listina datang dari Solo bersama suami. Tanpa
komentar apa pun, juga tanpa alasan yang jelas, langsung plak......... Triyani menampar muka Listina bagian kiri,
hingga jatuh.
Imam,
spontan membela istrinya. Sempat beradu mulut dengan kakak ipar, bahkan Imam memukul
balik. Suparti-Supomo orang tua Triyani-Listina berusaha melerahi, tetapi Imam-Listina memilih buru-buru pulang ke
Piyungan dengan membawa Atena putrinya yang kondisi kesehatannya belum fit.
Berdasarkan
keterangan sepihak (dari Listina), “Sejak masih lajang, kakak Triyani memang
tidak suka sama saya. Kami empat bersaudara, semua perempuan. Kakak Triyani
sulung, saya bungsu, alias paling bontot”.
Pernah,
Triyani melarang Listina untuk sekolah di SMA I Patuk. Asalannya, Listina
dianggap hanya akan membebani orang tua. Listina nekad. Dia lulus SMA tanpa mengeluarkan
biaya, karena Listina memperoleh beasiswa. Termasuk menyelesaikan D3, Listina
gratis, juga karena beasiswa.
Mirip
cerita tele novela, setahun lalu, Listina pergi ke Solo menemui Triyani
kakaknya. Maksud kunjungan, Listina meminta maaf, sekira selaku adik, banyak
melakukan kekeliruan. Sial, Listina bukan dimaafkan, melainkan diusir. “Saya
sedih mas,” kata Listina mengingat peristiwa itu, “karena saya harus pulang ke
Jogja jam 00.00. Sendirian lagi.”
Mencoba
merunut latar belakang sosial kedua cewek bersaudara yang tak pernah akur,
wartawan mengontak Arifin, Kepala Desa Nglegi, Patuk, Gunungkidul. “Kedua orang
tuanya juga gak pernah damai, gara gara kedua anaknya itu. Keluaega itu
sepertinya absurd”
Dalam
hal pretasi ekonomi, pasutri Imam-Listina belum bisa dipandang sebagai pasangan
sukses. Namun setidaknya, dari sisi pekerjaan, Listina sebagai konsultan
pendidikan dan Imam sebagai tenaga distributor alat tulis, diduga menjadi
alasan Triyani semakin tidak menyukai adiknya. Maklum Triyani hanya tamat SMP.
Polisi
masih menyelediki motif pertangkaran yang misterius itu. Rencana, pagi ini
Minggu 5/1/2014 Wartono, Dukuh Gedora mengantar Triyani juga Supomo-Suparti
ke Polsek Patuk, untuk dimintai keterangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bagaimana Menurut Anda